Karakteristik Media
Karakteristik media pembelajaran
dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan,
pendengaran, perabaan, maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkatan
hierarki belajar. Untuk tujuan praktis karakteristik beberapa jenis media yang
lazim digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam pengertian
teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
komponen dari sistem instrusional di samping pesan, orang, teknik dan
peralatan. Dari usaha penantaan yang timbul yaitu pengelompokan atau
klasifikasi menurut kesamaan atau karakteristiknya.
Setiap media pembelajaran memiliki
karakteristik tertentu, yang dikaitkan atau dilihat dari berbagai segi.
Misalnya, Schramm melihat karakteristik media dari segi ekonomisnya, lingkup
sasaran yang dapat diliput, dan kemudahan kontrolnya. Karakteristik media juga
dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitkan rangsangan seluruh alat indera.
Dalam hal ini, pengetahuan mengenai karakteristik media pembelajaran sangat penting
artinya untuk pengelompokan dan pemilihan media (Arief S. Sadiman, dkk,
2006:28)
Karakteristik Media Visual
Secara garis besar, unsur-unsur yang
terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna, dan tekstur
(Arsyad, 1997). Untuk memberi kesan penekanan, juga untuk membangun kemenarikan
dan keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi realisme dan menciptakan respon
emosional diperlukan warna. Sementara, tekstur digunakan untuk menimbulkan
kesan kasar dan halus, juga untuk menambah penekanan sebagaimana halnya warna.
Dalam mengembangkan sebuah media
pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa prinsip agar media tersebut
memberikan pengaruh efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Meyer (2009)
menyebutkan sepuluh prinsip,yang secara rinci tercantum dalam bukunya
"Multimedia Learning". Selanjutnya, Arsyad (1997) menyatakan simbol
pesan visual hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan dan
penekanan.
·
Kesederhanaan
secara umum mengacu kepada sejumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual.
Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap dan
memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang dan
rumit harus dibagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami. Kata-kata
harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan
tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual.
·
Penekanan.
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang
ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan
menjadi pusat perhatian peserta didik. Dengan menggunakan ukuran, hubungan-
hubungan, perspektif, warna atau ruang penerangan dapat diberikan unsur
penting.
·
Keterpaduan.
la mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang
ketika diamati akan berfungsi bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling
terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang dapat dikenal dan dapat
membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya. Misalnya, jika kita
menginformasikan tentang guru yang sedang mengajar di kelas, maka elemen-elemen
yang terkandung dalam informasi itu harus ada, seperti guru itu sendiri, siswa,
bangku, papan tulis, media, dll.
MediaVisual Non Proyeksi
Media visual nonproyeksi merupakan
jenis media yang sering digunakan dalam pembelajaran karena penggunaannya
sederhana, tidak memerlukan banyak kelengkapan dan relatif tidak mahal. Media
visual nonproyeksi dapat menterjemahkan ide abstrak menjadi lebih realistik.
Beberapa jenis media visual nonproyeksi yang sering digunakan dalam
pembelajaran antara lain: benda realita (real object) atau benda nyata, model
dan prototipe dan media grafis.
Beberapa jenis
media visual nonproyeksi yang sering digunakandalam pembelajaran antara lain:
benda realita (real object) atau benda nyata, model dan prototipe dan media
grafis.
a. Benda Realita
(Banda Nyata)
Benda nyata adalah benda yang dapat dilihat, didengar ataudialami oleh peserta didik sehingga
memberikan pengalaman langsung kepada
mereka. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas ketika proses
pembelajaran berlangsung, tetapi siswa dapat melihat langsung ke
lokasi obyek. Sebagai contoh, untuk
mempelajari keanekaragaman hayati, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem,.dan organ tanaman, siswa bisa
mengamatinya langsung di lokasi atau habitatnya, misalnya melalui
kunjungan atau studi lapangan.
b. Model dan
Prototipe
Model dan
prototipe adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan
representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model atau prototipe dalam pembelajaran untuk mengatasi keterbatasan
ketersediaan benda realia, baik
keterbatasan karena alasan biaya maupun karena sulit dijangkau. Misalnya, untuk
mempelajari letak geografis wilayah di planet bumi diperlukan model berupa
globe bumi.
c. Media Cetak
Media cetak
adalah media pembelajaran yang disajikandalam bentuk tercetak (prited
media). Media jenis ini termasukkelompok media yang paling tua dan banyak digunakan
dalam proses pembelajaran karena praktis penggunaannya dan tersedia di banyak tempat. Beberapa contoh media cetak
adalah buku teks, modul,
majalah dan sejenisnya.
d. Media Grafis
Media grafis
menyalurkan pesan dan informasi melaluisimbol-simbol visual. Fungsi
dari media gratis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan
mengilustrasikan suatu fakta atau
konsep yang mudah terlupakan apanila hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Beberapa contoh media grafis antara lain: gambar, kartun, karikatur,
grafik, diagram, dan lain-lain.
MediaVisual Proyeksi
Berkembangnya produk-produk
teknologi informasi dan komunikasi, dan komputer dewasa ini, memungkinkan media
visual pembelajaran dapat ditampilkan dengan alat proyeksi (projektor).
Proyektor berfungsi untuk menampilkan objek-objek atau ilustrasi pada layar proyeksi
atau layar monitor dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran sebenarnya,
sehingga mudah dilihat dan diamati oleh seluruh peserta didik dalam satu
kegiatan pembelajaran. Media visual proyeksi dapat dibuat dari kreasi hasil
pemotretan menggunakan kamera dan hasil kreasi tanpa kamera melainkan
menggunakan program aplikasi yang tersedia dalam berbagai macam seperti
Powerpoint, ChennDraw, AutoCad, Paint dan lain-lain.
Media Audio
Media audio adalah media yang isi
pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Media audio berfungsi
merekam dan memancarkan suara manusia, binatang, dll dan untuk tujuan
interview. Media audio digunakan dalam pengembangan keterampilan-keterampilan
mendengarkan untuk pesan-pesan lisan atau informasi yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif berupa kata-kata, musik, dan efek
suara (sound effect). Media audio memiliki jenis dan bentuk yang bervariasi, di
antaranya adalah radio, piringan hitam, pita kaset suara, compact disc (CD).
Pesan-pesan dapat
juga dipengaruhi oleh keterampilan-keterampilan mendengarkan
dari si penerima pesan. Penerima pesan harus mampu mengarahkan dan
mendukung konsentrasinya pada suatu rangkaian informasi yang
didengarnya. Dan seringkali kita berpikir lebih cepat dari pada membaca dan
menulis dan menggunakan. Seorang pendengar yang baik perlu
mengembangkan keterampilan untuk mengorganisasikan dan menyimpan informasi,
sehingga pesan atau informasi disimpan di dalam ingakatan
jangka panjang (long term memory) bertahan lama. Hal itu akan terjadi
jika: pengirim pesan (komunikator) menyampaikan pesan dengan jelas dan logis,
maka penerima pesan (komunikan) akan memahami pesan yang disampaikan
oleh komunikator dengan baik.
Media Audio-Visual
Media ini dapat menampilkan unsur gambar
(visual) dan suara (audio) secara bersamaan pada saat mengkomunikasikan pesan
atau informasi. Media audio-visual terbagi dua macam, yakni:
·
Audio visual
murni yaitu balk unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu satu
sumber seperti video kaset.
·
Audio visual
tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal-dari cumber yang
berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slides
proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder.
Media video dapat diklasifikasikan
sebagai media audio-visual. Walau bentuk fisiknya berbeda, media ini memiliki
kesamaan dengan film, yakni sama-sama mampu menayangkan gambar bergerak. Media video telah banyak digunakan untuk berbagai
keperluan mulai dari hiburan,
sampai bidang pendidikan dan pembelajaran. Media ini dapat mengungkapkan objek dan peristiwa seperti keadaan yang sesungguhnya. Perencanaan yang baik dalann
menggunakan media video akan
membuat proses komunikasi (pembelajaran) menjadi lebih efektif.
Sumber:
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi
1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sadiman Arief S. Dr. M.Sc. 2008. Media
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.